SUKOREJO BERSATU PADU LAWAN CORONA
InfoSukorejo.Com - VIRUS corona kian meresahkan. Jumlah korban yang terpapar terus meningkat didaerah lain. Butuh gerakan bersama melawan ganasnya virus yang sangat berbahaya ini. Masyrakat Sukorejo, Forkopimcam plus, Banser, Pemuda Ansor, MCW NU Bergandengan tangan, bersatu saling padu mencari solusi. Dengan melakukan penyemprotan Cairan “DISINFEKTAN” di tempat-tempat umum mulai dari Masjid, Pondok Pesantren Bahkan Pasar dan Pertokoan di pinggir jalan, agar masyarakat dan pedangang tak risau untuk tetap beraktifitas jualan bahan pokok.
Pagi ini Kamis (26/03/2020. 07.00 WIB) Dimulai dari Pertokoan di Jalan dan Pasar Besar Sukorejo penyemprotan disinfektan di setiap sudut pasar sampai di gang-gang umum di daerah pasar ujar Hasan Ketua Ansor salah satu peserta yang ikut.
Presiden Jokowi sudah menganjurkan warga untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, menjauhi keramaian serta membatasi kontak sosial (social distancing). Semua itu dilakukan sebagai ikhtiar mengantisipasi sebaran virus yang terus melebar. Mereka yang terpaksa harus beraktifitas agar supaya tetap memperhatikan protokol keseatan, jaga jarak, cuci tangan tiap saat (Handistizer) memakai masker dan cepat pulang jika sudah selesai keperluanya, himbauan bapak camat Sukorejo Diano vela Feri S.
Masyarakat juga Harus melakukan Penyemprotan secara mandiri dirumah masing-masing dengan bahan-bahan yang mudah didapatan dan murah yaitu Bacline pemutih pakaian, wipol atau pembersih lantai dicampur air dengan takaran 2 sendok makan perliternya, solusi yang paling baik adalah berdiam diri dirumah,
Tentu dengan keadaan ini tetap berdampak, anjuran social distancing secara tak langsung membatasi gerak dan jarak antarwarga. Ada tembok tebal pemisah yang sukar dijebol. Tautan batin kemesrasaan tak lagi terasa karena warga saling mengurung diri. Karena itu, terpaksa menutup ruang berkomunikasi dengan pihak luar sebab khawatir tertular virus korona ujaranya. Dampak yang paling buruk ialah munculnya ketidakpercayaan sosial (social distrust). Masyarakat saling curiga. Merasa tak aman berdekatan dengan orang lain, Maka dari itu kita harus patuhi protokol keseatan.
Kasus virus korona bisa berdampak serius secara psikologis jika tak dikelola dengan baik karena memunculkan perasaan saling curiga dan merasa tak aman berdekatan dengan warga lainnya. Juga, merasa insecure jika berada dalam komunitas besar. Takut bersalaman. Panik jika ada orang lain yang batuk, flu, dan pilek. Beban psikologis semacam ini perlu dinetralisasi guna mengurangi kadar ketegangan yang berkembang belakangan ini.
Wabah virus korona mestinya menjadi momen bersatu bagi seluruh komponen bangsa. Merekatkan kembali ikatan tali persaudaraan tanpa sekat. Tak perlu lagi saling menyalahkan. Hilangkan perasaan sebagai pihak paling benar. Sejauh ini, pemerintah belum seutuhnya konsolidatif menghadapi korona. Infrastruktur dan alat deteksi virus masih terbatas. Yang perlu dilakukan saat ini ialah saling membesarkan jiwa dan memotivasi untuk optimistis menghindari korona imbuhnya.
Dalam situasi semacam ini, perlu kiranya merenungkan kembali makna pentingnya kebersamaan, yakni mengupayakan kenyamanan, keamanan, kemaslahatan hidup seluruh warga. Apresiasi setingginya untuk pemerintah dan pemuda-pemuda Kecamatan Sukorejo yang tergabung dalam Pemuda ansor, Banser, IPNU dan MWC NU.
<iframe frameborder="0" height="175" id="aswift_4" name="aswift_4" scrolling="no" width="700"></iframe>
Komentar (0)
Belum ada komentar
Tulis Disini